Saat itu aku tak sedikitpun mengingginkan hatimu
Tak pernah berfikir akan menjatuhkan hati padamu
Apalagi sampai berharap lebih tentangmu
Sama sekali tidak.
Kamu datang sebagai rekan,
Tanpa sadar kamu buat aku nyaman,
Menemani hari2ku yang hambar,
Dan kosongnya hatiku mulai mengharapkanmu,
Tapi saat itu aku masih bisa menahan egoku,
Aku masih bisa berfikir
Mana mungkin dia bermaskud mendekatiku dengan rasa cinta.
Hingga akhirnya hati ini ingin menguji kebenaran itu
Memintanya datang untuk sekedar meyakinkan hatiku,
Mau atau tidak.
Ternyata kau datang, dengan senyuman yg tertutup masker kala hujan siang itu,
Yang membuat hatiku menyimpulkan sendiri bahwa dia datang untuk hatiku.
Tanpa teringat fakta2 yang pernah aku dengar.
Rasaku semakin memuncak,
Pertemuan kedua itu memberi memori sangat berarti,
Saat aku diperlakukan pertama kalinya seolah2 aku sangat dicintai oleh lelaki, yah itu kamu!
Kamu yang benar2 membuat otakku tak bisa berfikir
Yang membuat perasaanku seketika menggebu
Yang membuat aku memimpikan mu untuk menemaniku selamanya.
Nyatanya aku tersadar,
Kau bukan miliku dan tak akan mungkin menjadi miliku,
Dan bodohnya aku baru menyadari itu malam ini,
Saat rasaku sudah semakin dalam,
Bagaimana bisa aku hapus begitu saja memori dan rasa ini?
Lalu aku harus bagaimana?
Aku tak bisa berfikir untuk masalah hati!
Kenapa kamu datang disaat yang tidak tepat?
Kehadiranmu seolah membuatku bersalah,
Seolah aku bukan wanita baik,
Berani mendekati lelaki yang sudah berkomitmen dengan wanita lain.
Lantas aku harus bagaimana?
Biarlah malam ini sebagai saksi
Bahwa aku pernah menangisimu,
Di malam tentangmu.
Selamatinggal kamu AA ku, mulai malam ini aku coba menutup kisah aku dan kamu.